RSS

REVIEW KITAB AL-ISHABAH FII TAMYIZI AS-SHAHABAH KARYA IBNU HAJAR AL-ASQOLANI







            Latar belakang dari penyusunan kitab al-Ishabah ini adalah penyempurnaan, penambahan dan perbaikan terhadap kitab-kitab yang telah disusun oleh para ulama sebelumnya yang menghimpun data-data para sahabat di dalam kitab masing-masing.

            Secara khusus, kitab al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah merupakan kitab yang memuat 12.267 biografi rawi dari kalangan sahabat dan merupakan hasil penyempurnaan beberapa kitab tarikh sahabat sebelumnya. Di dalam kitab al-Ba’its al-Hasis Ibnu Kasir, disebutkan bahwa jumlah seluruh biografi rawi dari kalangan sahabat adalah 12.279 dengan beberapa pengulangan, yang disebabkan karena perbedaan nama sahabat atau kepopulerannya dengan menggunakan kuniyah dan laqabnya, serta karena ada pencantuman para penyusun kitab sebelumnya terhadap rawi yang bukan termasuk golongan sahabat
Pembahasan kitab terbagi menjadi 4 bab:

1. Status rawi yang dikenal sebagai sahabat, melalui riwayat, pernyataan/ pengakuan dari dirinya sendiri atau ada riwayat dari orang lain yang mengatakan bahwa ia benar-benar sahabat

2. Status rawi yang dikenal sebagai sahabat dari kalangan anak-anak yang hidup pada masa Nabi, belum tamyiz (di bawah umur)

3. Rawi yang mendapati 2 masa, yaitu masa jahiliyah dan masa islam dan tidak pernah bertemu dan melihat Nabi. Sebenarnya mereka tidak termasuk ke dalam golongan sahabat, tetapi karena kedekatan tingkatan mereka kepada sahabat dan mereka pun bukan termasuk keluarga sahabat

4. Para rawi yang telah disebutkan sebelumnya dalam biografi kitab rawi, akan tetapi terdapat keraguan atau kekeliruan, maka Ibnu Hajar menjelaskannya.

Ibnu Hajar mendefinisikan sahabat sebagai orang yang pernah bertemu dengan Nabi saw, beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan islam. Termasuk ke dalam kategori sahabat juga orang yang pernah bertemu dengan Nabi, orang yang lama bermujalasah atau sebentar saja bersama beliau, orang yang meriwayatkan hadis dari Nabi atau tidak, orang yang turut ikut berperang bersama Nabi atau tidak, orang yang pernah melihat Nabi walaupun tidak pernah mujalasah bersama beliau, dan termasuk juga orang yang tidak dapat melihat Nabi dikarenakan ada sebab-sebab tertentu, misalnya karena buta

Cara mengetahui status kesahabatan seseorang

1. Khabar Mutawatir, seperti Abu Bakar, Ubar, Usman, Ali dan sahabat-sahabat lain yang mendapat jaminan surge secara tegas

2. Khabar Masyhur atau Mustafidh, yang berada di bawah status mutawatir, seperti ‘Akasyah ibn Muhshan dan Dhammam ibn Tsa’labah

3. Salah seorang sahabat memberikan khabar bahwa seseorang berstatus sahabat. Misalnya Hamamah ibn Abu Hamamah al-Dausi yang meninggal di Ashbahan karena sakit perut, lalu Abu Musa al-Asy’ari memberikan kesaksian bahwa ia mendengar dari Nabi

4. Seseorang mengkhabarkan dirinya sebagai sahabat setelah diakui keadilan dan kesezamanannya dengan Nabi

5. Seorang tabi’i mengkhabarkan bahwa seseorang berstatus sebagai sahabat. Ini didasarkan pada diterimanya “tazkiyah” dari satu orang. Dan inilah yang kuat. Sebenarnya bisa saja memadukan yang ketiga dengan yang kelima, yaitu berdasarkan khabar dari orang yang bisa diterima kesaksiannya. Kesahabatan merupakan status yang tidak bisa dimiliki seseorang kecuali ada dalil atau saksi yang memenuhi syarat-syarat kesaksian. Bila ada saksi yang bisa memenuhi syarat,maka barulah seseorang bisa mendpatkan status sahabat















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar